Book a Call

Edit Template

Quiz Penalaran Umum

Latihan Soal Penalaran umum

Quiz Latihan Soal UTBK Penalaran Umum

1 / 5

COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus corona baru, telah menyebar ke setiap benua kecuali Antartika. Tidak terlalu lama setelah virus pertama kali ditemukan pada akhir Desember 2019, laboratorium mengalihkan pandangan mereka ke arah pengobatan. Namun, saat ini, tidak ada obat untuk virus corona COVID-19 ini, dan perawatan didasarkan pada jenis perawatan yang diberikan untuk influenza (flu musiman) dan penyakit pernapasan parah lainnya, yang dikenal sebagai “perawatan suportif,” menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperti dikutip dari Livescience, Senin (16/3/2020). Perawatan ini pada dasarnya mengobati gejala, yang sering dalam kasus COVID-19 melibatkan demam, batuk dan sesak napas. Dalam kasus-kasus ringan, ini mungkin berarti istirahat dan mengonsumsi obat penurun demam seperti acetaminophen (Tylenol) untuk mengurangi gejala.

Di rumah sakit, dokter dan perawat kadang-kadang merawat pasien COVID-19 dengan obat antivirus oseltamivir, atau tamiflu, yang tampaknya menekan reproduksi virus setidaknya dalam beberapa kasus. Ini agak mengejutkan, virolog Michigan Tech Ebenezer Tumban mengatakan kepada Live Science, karena tamiflu dirancang untuk menargetkan enzim pada virus influenza, bukan pada virus corona. National Institutes of Health telah memulai uji klinis di Pusat Medis Universitas Nebraska untuk menguji remdesivir antivirus untuk COVID-19, menurut pengumuman lembaga tersebut pada 25 Februari 2020. Di China, dokter juga sedang menguji serangkaian anti-virus corona lain yang awalnya dirancang untuk mengobati Ebola dan HIV, lapor Nature Biotechnology.

Ventilator meniupkan udara ke paru-paru melalui masker atau tabung yang dimasukkan langsung ke tenggorokan. Sebuah studi New England Journal of Medicine terhadap 1.099 pasien rawat inap dengan coronavirus di China menemukan bahwa 41,3% membutuhkan oksigen tambahan dan 2,3% membutuhkan ventilasi mekanik invasif. Glukokortikoid juga diberikan kepada 18,6% pasien infeksi virus Corona COVID-19. Pengobatan ini sering digunakan untuk mengurangi peradangan dan membantu membuka saluran udara selama penyakit pernapasan. Belum ada vaksin untuk virus corona yang menyebabkan COVID-19. Para ilmuwan sedang berupaya mengembangkan satu, kata Hilary Marston, seorang petugas medis dan penasihat kebijakan di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), mengatakan dalam webcast Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, Senin (2 Maret).

Pada 14 Maret 2020, dokter di Seattle merekrut sukarelawan untuk berpartisipasi dalam uji klinis untuk vaksin eksperimental untuk COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna Therapeutics. Namun, ahli etika biomedis khawatir bahwa langkah kritis dalam pengembangan vaksin mungkin terlewati. Untuk mempercepat vaksin, para peneliti tidak pertama-tama menunjukkan bahwa vaksin itu memicu respons kekebalan pada hewan, suatu langkah yang biasanya diperlukan sebelum pengujian pada manusia, Live Science sebelumnya melaporkan.

Sementara itu, para peneliti mulai menguji vaksin eksperimental pada tikus percobaan pada hari yang sama ketika mereka mulai merekrut orang untuk uji klinis, lapor Stat News. Tikus-tikus itu memang menunjukkan respons kekebalan yang mirip dengan yang dipicu oleh vaksin eksperimental untuk virus korona MERS-CoV terkait. (Vaksin bekerja dengan mengatur sistem kekebalan tubuh Anda untuk mengenali virus seperti SARS-CoV-2 sebagai musuh dan melakukan serangan terhadapnya.). Meski begitu, dokter tidak yakin seberapa cepat “pelacakan cepat” ini akan mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membawa vaksin semacam itu ke pasar. Sebelum vaksin eksperimental ini bekerja, Marston mengatakan tidak akan mengharapkan vaksin dalam waktu dekat.”Jika semuanya bergerak secepat mungkin, hal tercepat yang mungkin terjadi adalah sekitar satu setengah sampai dua tahun. Itu adalah perkiraan optimis,” kata Marston.

(Diadaptasi dari: liputan6.com/global/read/4202584/menanti-obat-dan-vaksin-virus-corona-covid-19-sudah-sejauh-mana)

 

Berdasarkan teks tersebut, pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar adalah …

2 / 5

COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus corona baru, telah menyebar ke setiap benua kecuali Antartika. Tidak terlalu lama setelah virus pertama kali ditemukan pada akhir Desember 2019, laboratorium mengalihkan pandangan mereka ke arah pengobatan. Namun, saat ini, tidak ada obat untuk virus corona COVID-19 ini, dan perawatan didasarkan pada jenis perawatan yang diberikan untuk influenza (flu musiman) dan penyakit pernapasan parah lainnya, yang dikenal sebagai “perawatan suportif,” menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperti dikutip dari Livescience, Senin (16/3/2020). Perawatan ini pada dasarnya mengobati gejala, yang sering dalam kasus COVID-19 melibatkan demam, batuk dan sesak napas. Dalam kasus-kasus ringan, ini mungkin berarti istirahat dan mengonsumsi obat penurun demam seperti acetaminophen (Tylenol) untuk mengurangi gejala.

Di rumah sakit, dokter dan perawat kadang-kadang merawat pasien COVID-19 dengan obat antivirus oseltamivir, atau tamiflu, yang tampaknya menekan reproduksi virus setidaknya dalam beberapa kasus. Ini agak mengejutkan, virolog Michigan Tech Ebenezer Tumban mengatakan kepada Live Science, karena tamiflu dirancang untuk menargetkan enzim pada virus influenza, bukan pada virus corona. National Institutes of Health telah memulai uji klinis di Pusat Medis Universitas Nebraska untuk menguji remdesivir antivirus untuk COVID-19, menurut pengumuman lembaga tersebut pada 25 Februari 2020. Di China, dokter juga sedang menguji serangkaian anti-virus corona lain yang awalnya dirancang untuk mengobati Ebola dan HIV, lapor Nature Biotechnology.

Ventilator meniupkan udara ke paru-paru melalui masker atau tabung yang dimasukkan langsung ke tenggorokan. Sebuah studi New England Journal of Medicine terhadap 1.099 pasien rawat inap dengan coronavirus di China menemukan bahwa 41,3% membutuhkan oksigen tambahan dan 2,3% membutuhkan ventilasi mekanik invasif. Glukokortikoid juga diberikan kepada 18,6% pasien infeksi virus Corona COVID-19. Pengobatan ini sering digunakan untuk mengurangi peradangan dan membantu membuka saluran udara selama penyakit pernapasan. Belum ada vaksin untuk virus corona yang menyebabkan COVID-19. Para ilmuwan sedang berupaya mengembangkan satu, kata Hilary Marston, seorang petugas medis dan penasihat kebijakan di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), mengatakan dalam webcast Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, Senin (2 Maret).

Pada 14 Maret 2020, dokter di Seattle merekrut sukarelawan untuk berpartisipasi dalam uji klinis untuk vaksin eksperimental untuk COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna Therapeutics. Namun, ahli etika biomedis khawatir bahwa langkah kritis dalam pengembangan vaksin mungkin terlewati. Untuk mempercepat vaksin, para peneliti tidak pertama-tama menunjukkan bahwa vaksin itu memicu respons kekebalan pada hewan, suatu langkah yang biasanya diperlukan sebelum pengujian pada manusia, Live Science sebelumnya melaporkan.

Sementara itu, para peneliti mulai menguji vaksin eksperimental pada tikus percobaan pada hari yang sama ketika mereka mulai merekrut orang untuk uji klinis, lapor Stat News. Tikus-tikus itu memang menunjukkan respons kekebalan yang mirip dengan yang dipicu oleh vaksin eksperimental untuk virus korona MERS-CoV terkait. (Vaksin bekerja dengan mengatur sistem kekebalan tubuh Anda untuk mengenali virus seperti SARS-CoV-2 sebagai musuh dan melakukan serangan terhadapnya.). Meski begitu, dokter tidak yakin seberapa cepat “pelacakan cepat” ini akan mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membawa vaksin semacam itu ke pasar. Sebelum vaksin eksperimental ini bekerja, Marston mengatakan tidak akan mengharapkan vaksin dalam waktu dekat.”Jika semuanya bergerak secepat mungkin, hal tercepat yang mungkin terjadi adalah sekitar satu setengah sampai dua tahun. Itu adalah perkiraan optimis,” kata Marston.

(Diadaptasi dari: liputan6.com/global/read/4202584/menanti-obat-dan-vaksin-virus-corona-covid-19-sudah-sejauh-mana)

 

Berdasarkan paragraf kedua, pernyataan yang benar adalah …

3 / 5

Dinda tidak mengikuti kursus mengemudi atau Dinda dapat mengendarai mobil.

Jika Dinda dapat mengendarai mobil, maka Dinda bisa jalan-jalan ke Yogyakarta.

 

Simpulan yang tepat dari dua pernyataan tersebut adalah …

4 / 5

Rania  dan teman-temannya mengunjungi toko buku untuk membeli buku paket pelajaran. Rania membeli buku paket Biologi, Fisika, Kimia, B.Indonesia, dan B. Inggris. Putri membeli buku Kimia, Biologi, Sejarah, dan Matematika. Siti membeli buku yang sama dengan Rania dan Anna membeli buku yang sama dengan Putri kecuali Matematika.

Buku paket mata pelajaran apa yang dibeli oleh Rania  dan Anna secara bersamaan …

5 / 5

Berdasarkan data nilai matematika siswa di suatu sekolah, diketahui nilai Ahmad lebih tinggi dari nilai Bima. Nilai Dimas tidak lebih tinggi dari nilai Fina, tetapi lebih tinggi daripada nilai Erin. Nilai Bima sedikit lebih tinggi dari nilai Cici. Jika nilai Cici lebih tinggi dari nilai Fina, maka pernyataan berikut yang pasti benar adalah …

Your score is

The average score is 57%

0%

Materi Soal Penalaran umum

Quiz Latihan Soal UTBK Penalaran Umum

1 / 5

Semua siswa diminta mempersiapkan diri untuk ulangan. Beberapa siswa tidak mempersiapkan diri. Kesimpulan yang tepat adalah …

2 / 5

Tidak ada bunga mawar kecuali berwarna putih dan ungu.

Lisa menerima bunga bukan putih, bukan merah.

Kesimpulan yang tepat tentang bunga yang diterima oleh Lisa adalah ….

3 / 5

Makhluk laut yang bernapas dengan insang adalah ikan.

Lumba-lumba adalah makhluk laut yang bernapas dengan paru-paru.

Kesimpulan yang tepat adalah ….

4 / 5

Setiap anggota kelompok A adalah anggota kelompok B.

Setiap anggota kelompok B adalah anggota kelompok C.

Simpulan yang tepat tentang kemungkinan keanggotaan A, B dan C adalah ….

5 / 5

Rania  dan teman-temannya mengunjungi toko buku untuk membeli buku paket pelajaran. Rania membeli buku paket Biologi, Fisika, Kimia, B.Indonesia, dan B. Inggris. Putri membeli buku Kimia, Biologi, Sejarah, dan Matematika. Siti membeli buku yang sama dengan Rania dan Anna membeli buku yang sama dengan Putri kecuali Matematika.

Di antara Rania dan teman-temannya siapa sajakah yang memiliki buku paket Matematika ….

Your score is

The average score is 55%

0%

Soal Penalaran umum

Quiz Latihan Soal UTBK Penalaran Umum

1 / 5

Perhatikan gambar berikut!

Bilangan yang tepat untuk mengganti nilai X pada gambar tersebut adalah ….

2 / 5

Cermati deret bilangan berikut ini!

3, − 5, − 1, − 4, 7, − 1, − 9, 8, A, B

Nilai dari 2A − B adalah …

3 / 5

Perhatikan gambar berikut!

Nilai X yang tepat untuk mengisi gambar tersebut adalah ….

4 / 5

Dari Kota B ke Pantai A, dibutuhkan waktu 8 jam dengan kecepatan rata-rata kendaraan adalah 50 km/jam. Jika ingin sampai lebih cepat 3 jam, maka kecepatan rata-rata yang dibutuhkan kendaraan tersebut adalah … km/jam.

5 / 5

Perhatikan pola bilangan berikut!

4,20,12,48,25,x,27,54,37,37

Nilai x yang memenuhi pola bilangan tersebut adalah …

Your score is

The average score is 20%

0%

0 Shares

SMART EDUCATION

Profesional & Berkarakter
Jl. Suromulang Selatan VII no 16 – Kota Mojokerto
08585-274-2625
0897-777-2700